top of page
Search
Writer's pictureGereja SIS

KOMITMEN BARU UNTUK TAHUN BARU (Filipi 3:13-15)

Updated: Jan 7, 2021

Satu tahun telah kita lalui dan kini tahun yang baru segera tiba. Banyak hal yang telah kita lalui di tahun ini, entah itu yang baik atau itu yang buruk. Sebagian doa-doa kita mungkin telah dijawab dan sebagian lagi belum ada jawabannya. Ada masalah yang telah berlalu, tetapi ada masalah lain yang terus berdatangan.


Untuk memasuki tahun yang baru, kita percaya bahwa janji Tuhan bagi umatNya tidak pernah berubah dan tetap berlaku. Kita percaya, bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, kapan pun Ia sanggup memberkati kita. Kita semua juga pasti rindu untuk melihat janji-janji Tuhan digenapi, jawaban-jawaban doa dipenuhi, masalah-masalah dapat terselesaikan dan segala keinginan kita dikabulkan oleh Tuhan di tahun yang baru.


Karena itu hal yang paling utama yang harus kita lakukan adalah melekatkan hati kita kepada Tuhan. Sehingga ditahun yang baru kita mengalami pembaharuan hati dan roh, sehingga hubungan dengan Tuhan dapat terus terjaga dan Firman-Nya benar-benar membawa dampak yang luar biasa dalam kehidupan kita. ini butuh yang namanya KOMITMEN.


Flp 3: 13-15, Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian……


1. BERKOMITMEN PADA DIRI SENDIRI UNTUK BELAJAR DARI PENGALAMAN


Ada banyak orang yang tidak dapat melepaskan diri dari ingatan yg buruk, entahkan itu pengalaman pengalaman yang pahit, maupun dosa dosa dimasa lalu. Paulus berkata: “Aku melupakan apa yg telah dibelakangku.” Paulus memiliki pengalaman pengalaman yang kurang baik di masa lalu, ia berusaha lupakanya. Di sini Paulus ingin menjadikan dirinya lupa atau dengan sengaja tidak mengingat-ingat apa yang telah terjadi dimasa lalunya, ia berusaha mengarahkan diri kepada apa yang di hadapannya. Ini komitmenya Paulus. Sejak ia bertemu dengan Yesus secara pribadi, ia melupakan kehidupan yang dibelakang dan mengarahkan hidup ke masa depan. Paulus berkata, “siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17). Itulah sebabnya Paulus bertekad untuk melupakan masa lalunya yang kelam.


Pasti setiap kita mempunyai pengalaman pengalaman hidup dimasa lalu bahkan mungkin di tahun ini, dari pengalaman hidup itu tentu ada yang harus kita lupakan atau kita tinggalkan, supaya kita bisa melangkah di tahun depan tanpa beban dan rintangan, sehingga hidup kita tidak terbelenggu oleh penglaman pahit kita, oleh kegagalan kegagalan kita, dan kesalahan kesalahan yang sudah kita buat.


Memang kita telah mengalami kegagalan dalam banyak hal, juga dalam banyak hal kita telah mengecewakan Tuhan, namun kita tidak boleh menjalani hidup yang terus terkurung oleh masa lalu kita. Membiarkan diri terhambat oleh kegagalan masa lalu kita.


Akhir tahun ini adalah waktu yang tepat untuk introspeksi diri, belajar dari pengalaman tahun ini yang gagal, supaya tidak terulang di tahun depan. Mari kita belajar tidak terikat pada kegagalan kita di masa lalu. Kita perlu mengunci pintu masa lalu dan tidak mengingatnya lagi. Kita tidak perlu mempersalahkan diri sendiri dan terus-menerus menyesali semua keadaan yang sudah terjadi. Yesus Kristus mati di kayu Salib agar kita bisa diampuni, pengampunan menjadi kenyataan dalam hidup kita. Ketika kita sungguh sungguh menerima pengampunan Kristus, itu artinya kita juga bisa mengampuni diri kita sendiri dan melupakan setiap kegagalan kita.


Banyak orang tidak bisa mengampuni dirinya sendiri, merasa bersalah dan selalu mengingat masa lalu, tidak bisa move on, sehingga hidupnya tidak bisa berubah walaupun tahun selalu berganti. Mari belajar dari pengalaman, berkomitmenlah untuk tidak melakukan kesalahan yang sama di masa mendatang.


Mungkin kita gagal di masa lalu, lupakan itu! Pikirkanlah langkah di depan kita, kita pasti berhasil bersama dengan Tuhan. Jika kita senantiasa mengarahkan tujuan kepada Kristus, kita akan mengalami kemuliaan bersama Dia.


Masa depan kita tidak berada di masa lalu. Bagi Tuhan, tidak penting apa yang telah terjadi di masa lalu kita, Tuhan bisa membuat kekelaman hidup seseorang menjadi jalan bagi-Nya untuk menunjukkan karya hebat dalam diri orang itu.


Hidup adalah perjuangan. Perjuangan untuk menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Perjuangan untuk semakin mengenal cara Tuhan dalam membentuk kehidupan kita….. aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, jelas bagi kita bahwa hidup di dalam Tuhan itu adalah hidup yang bergerak menuju kearah yang lebih baik dari hari kemarin.



2. KOMITMEN UNTUK HIDUP BAGI TUHAN

Ayat 14b, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.


Howard W. Hunter mengatakan, “Kehidupan yang berhasil … memerlukan komitmen—komitmen yang sepenuh jiwa, yang dipegang teguh, dalam perintah-perintah yang telah Allah berikan.”


Satu kenyataan yang tidak dapat dibantah bahwa orang-orang pilihan Allah adalah mereka yang berkomitmen kepada Tuhan. Alkitab kita dipenuhi dengan tokoh-tokoh yang mempunyai keteladanan hidup yang pasti, tanpa keraguan mereka berkomitmen untuk hidup bagi Allah. Justru di situlah kesuksesan mereka selama menjalani hidup di dunia ini. Karena itu siapa yang ingin hidupnya berhasil, ia harus berani berkomitmen dengan Tuhan. Istilahnya berani membayar harga.


Abraham membayar harga dengan meninggalkan adat dan kebiasaan leluhurnya. Yusuf membayar harga kekudusan di tanah asing, Musa membayar harga dengan melepaskan haknya sebagai ahli waris kekayaan Mesir, Daud membayar harga dengan hidup sederhana supaya emas dan peraknya dapat digunakan bagi pembangunan Bait Suci, Daniel dan teman-temannya membayar harga dengan tidak makan daging persembahan berhala. Yeremia membayar harga kesetiaan yang tanpa kompromi, Paulus membayar harga dengan tetap teguh sekalipun ditentang hingga akhirnya mati syahid. Demikian juga dengan Juruselamat kita. Ia membayar harga dengan nyawaNya, mati di kayu salib bagi saudara dan saya. Dia telah membeli jiwa kita dengan nyawaNya sendiri. Dia telah membayar kita dengan darahNya sendiri.


Roma 6:12, Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Inilah komitmen kita, hidup di dalam Tuhan harus bayar harga yaitu hidup bagi Tuhan, dikuasai Tuhan, dan menyenangkan hati Tuhan.

Perang Saudara Amerika tahun 1861-1865, ada sebuah fakta yang menarik, yaitu setelah perang usai dan para budak harus dibebaskan, namun banyak budak yang memutuskan untuk tetap tinggal bersama mantan majikan mereka dan terus melakukan apa yang diperintahkan. Mereka dibebaskan tetapi mereka memilih hidup sebagai budak.


Bukankah banyak orang Kristen memilih untuk hidup seperti itu? Padahal Kristus mati untuk membebaskan kita, Roh Kudus telah memberi kita kekuatan untuk merdeka, tetapi seperti mantan budak itu, banyak orang Kristen masih memilih untuk mematuhi tuan lama mereka, yaitu dosa.


Bagimana kita bisa hidup di tahun yang baru, dengan harapan yang baru tetapi cara hidup kita masih dengan cara hidup yang lama? Kita akan sulit mengalami perubahan hidup, baik hidup secara rohani maupun pola pikir kita. Karena itu kita harus mempunyai komitmen untuk hidup bagi Tuhan. Orang yang hidup bagi Tuhan, ia akan selalu mengalami perubahan kearah yang lebih baik, karena arah hidup kita bukan ke belakang tetapi kearah Kristus. Tahun boleh berganti, usia boleh bertambah, tetapi hidup tanpa komitmen, kita akan kehilangan makna hidup yang sebenarnya.


Mari saudara, kita isi hidup kita di tahun depan dengan komitmen hidup yang lebih baik di dalam Tuhan. Jika saudara hidup bagi Tuhan saudara akan mempunyai segalanya. Segala rencana Allah, janji-janji Allah, pertolongan Allah, kekuatan, pemeliharaan dan masih banyak lagi.



3. KOMITMEN UNTUK HIDUP DENGAN IMAN


Seringkali kekuatiran dan ketakutan menjadi penghalang bagi kita untuk melangkah dengan iman. Pikiran dan logika selalu bertolak belakang dengan iman yang kita miliki. Tetapi ketika kita melangkah dengan iman, maka kita akan melihat dan mengalami perkara perkara yang besar dari Tuhan. Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Ayat 15.


Ketika kita takut untuk melangkah atau berbuat sesuatu dengan iman, maka kita telah kehilangan kesempatan untuk berhasil. Mungkin kita berpikir ketika kita melangkah kita akan menemui kegagalan. Iya pasti kita akan mengalami kegagalan, karena kita tidak sempurna, tetapi kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi kalau kita tidak mulai untuk melangkah.


Karena itu jalani tahun baru dengan iman, entahkah berhasil entahkah itu gagal, kalau kita berkomitmen untuk hidup beriman, berhasil atau tidak, semua itu akan mendatangkan kebaikan bagi kita. Pengkotbah 11:6, “Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik.”


Jadi, jalanilah tahun yang baru dengan penuh harapan dan keyakinan, karena Tuhan telah memberikan kita kepastian untuk melangkah. Lakukan segala sesuatu di dalam Yesus, belajarlah dari pengalaman yang lalu dan melangkah dengan iman di dalam Yesus, maka kita akan melihat janji-janji Tuhan digenapi dalam hidup kita pada tahun yang baru ini. Haleluya!




17 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page