top of page

SIKAP SEORANG PEMENANG

(LUKAS 5:1-11)

Setiap kita pasti pernah mengalami yang namanya kegagalan, kegagalan dan kejatuhan bisa menjadi batu loncatan untuk kesuksesan yang lebih besar bilamana kita memiliki sikap seorang pemenang. Kisah kegagalan Petrus menggambarkan sebuah kebenaran yang indah sekali. Petrus dan sahabat-sahabatnya telah bekerja semalam-malaman menangkap ikan, tetapi mereka tidak menangkap apa apa.  Hal ini mungkin tidak biasa bagi Petrus, karena Petrus adalah seorang nelayan professional tentu tahu bagaimana menemukan ikan ikan. Petrus memiliki jala terbaik, perahu yang besar dan dia mengenal betul di mana letak yang tepat untuk menangkap ikan. Dia sudah bekerja sepanjang malam, dan penghasilan satu-satunya adalah menangkap ikan, tetapi Petrus tidak mendapatkan apa-apa. Kegagalan mereka tidak ada hubungannya dengan skill mereka. Kegagalan mereka memang Tuhan kehendaki supaya mereka belajar bahwa tanpa Tuhan mereka tidak bisa berbuat apa apa.

  • Bagi manusia kegagalan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan, kegagalan adalah sesuatu yang mengecewakan. Kadang kadang karena kegagalan, kita menganggap segala sesuatu itu selesai. Masa depanku selesai, hidupku selesai, apakah benar demikian? Memang bagi manusia kegagalan bisa diartikan selesai semuanya, tetapi bagi Tuhan itu awal dari pekerjaan-Nya, bagi Tuhan itu awal dari tujuan-Nya bagi setiap kita.

Perasaan inilah yang sedang berkecamuk di hati Simon dalam bacaan hari ini.  Ia dalam keadaan lelah yang luar biasa, kecewa dan putus asa karena sepanjang malam bekerja keras di tengah laut tapi tak seekor pun ikan diperoleh.  Tuhan Yesus tahu apa yang dialami Simon, lalu  "Ia  naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai...  'Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan (Lukas 5:3a, 4).  Namun inilah reaksi Simon ketika diperintahkan oleh Tuhan Yesus untuk bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jala lagi:  "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."  (Lukas 5:5).

Dari perkataan Simon ini kita tahu bahwa sebenarnya Simon menolak untuk bertolak ke tempat dalam dan menebarkan jala di sana, “tetapi” karena Yesus yang memintanya maka dia akan melakukannya juga. Hal ini menunjukkan bahwa di balik keraguan Simon masih ada kepercayaannya pada Yesus dan kepercayaan itu lebih besar daripada keraguannya. Dengan kata lain, meskipun perintah Yesus tidak sesuai dengan keinginan dan rencananya, Simon tetap menunjukkan (sikap) ketaatannya pada Yesus. Keputusan Simon mengambil risiko ini menunjukkan sikap batinnya. Ia adalah seorang yang tidak amat mudah percaya kepada hal-hal yang tidak masuk akal kendatipun demikian, ia berani mengambil risiko karena Yesus. Sikap Simon ini menunjukkan suatu perubahan cara pandang dan keyakinan iman.

Perubahan cara pandang Simon ini karena ia telah bertemu dengan Yesus secara pribadi. Orang yang punya perjumpaan secara pribadi dengan Yesus, ia akan memiliki sikap seorang pemenang. Sikap seorang pemenang adalah sikap yang mampu bertahan menghadapi segala sesuatu dengan iman  walaupun pergumulanya belum selesai. Masalah boleh ada, kegagalan bisa terjadi, kesulitan masih kita hadapi, situasi mungkin masih tetap sama, tetapi kalau cara pandang kita berbeda maka semuanya akan berbeda. Ilustrasi: seorang peternak kuda yang kesulitan mencari rumput hijau, maka ia memasang kacamata hijau di setiap kudanya.

 

Bagaimana kita bisa mempunyai cara pandang dan keyakinan iman yang berbeda? Bertemu dengan Yesus secara pribadi. Kenali Dia secara pribadi.

Bagaimana kita bersikap menjadi seorang pemenang dalam situasi yang sedang kita hadapi?

1. Percaya sepenuhnya kepada Tuhan

Tuhan Yesus menyuruh Simon Petrus untuk bertolak lebih dalam untuk menangkap ikan, Simon Petrus nampaknya hendak berargumen dengan Tuhan Yesus tapi pada akhirnya ia taat dan percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Tuhan ingin merubah konsep pemikiran Petrus, dari hal yang tidak mungkin terjadi itu mungkin bagi Tuhan Yesus. Saudara ingin mengalami mujizat? Saudara ingin perubahan? Percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Amsal 3:5, Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.   Jangan kita mengandalkan pikiran dan logika kita, jangan menganggap kita lebih pintar daripada Tuhan. Ketika kerja keras kita, kecerdasan kita, pengalaman kita yang terbaik sekalipun, tidak cukup untuk membuat usaha kita selalu berhasil. Keberhasilan orang percaya itu bergantung kepada bagaimana meresponi firman Tuhan dan percaya sepenuhnya. Firman-Nya ya dan amin, firman-Nya pasti akan terjadi.

2. Memperkatakan firman Tuhan dengan iman.

Dari perkataan Simon Petrus kecenderunganya Simon mengomel, dia mengatakan bahwa sudah sepanjang malam ia bekerja keras dan tidak menangkap apa apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.

Nah saudara yang dikasihi Tuhan, kita harus menjaga perkataan mulut kita, jangan kita mengomel apalagi bersungut sungut untuk menentang firman Tuhan. Jangan kita mengatakan sesuatu yang melemahkan iman kita, dan membutakan situasi dan keadaan kita, percayalah bahwa keadaan kita berada dalam kuasa dan perlindungan Tuhan. Bergantunglah kepada firman Tuhan. Matius 17:20, "Karena Ia berkata kepada mereka: kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.    

Saudara yang dikasihi Tuhan, ketika kita punya iman, maka iman itu harus diperkatakan untuk membangun dan perkatakanlah firman Tuhan agar kehidupan saudara menjadi baik dan kehidupan kita semua ada dalam perlindungan Tuhan. Amsal 18:21,   Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.  

Saudara, hidup kita dipengaruhi oleh perkataan kita. Jangan mengatakan sesuatu yang sia sia. Jangan mengatakan sesuatu yang melemahkan hidup kita, tetapi selalu perkatakan firman Tuhan, perkatakan iman. Dan ucapkanlah ucapan ucapan syukur kepada Tuhan. Jangan mengeluh, jangan bersungut sungut, jangan mengomel atas situasi kita, akan tetapi ucapkanlah hal hal yang baik agar kehidupan saudara menjadi baik, sesuai dengan janji kebenaran firman Tuhan.

 

3. Melakukan bagianya

Petrus harus menebarkan jalanya. Kalau Petrus tidak menebarkan jalanya, maka sudah pasti ia tidak akan mendapatkan ikan. Saudara, dalam meresponi firman Tuhan, kita harus melakukan bagian kita. Lakukanlah bagian kita, maka Tuhan akan melakukan bagian-Nya yang ajaib bagi kita.  Amsal 10:4, Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.   Inti dari ayat ini adalah janganlah kita menjadi seorang pemalas, dan tidak melakukan apa apa. Mazmur 1:3b, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.    Perhatikan bagian ayat mazmur ini, apa saja yang diperbuatnya berhasil. Jadi ada sesuatu yang dilakukan orang percaya. Kita tidak berdiam diri, tetapi kita harus melakukan bagian kita. Lakukanlah bagian saudara, maka Tuhan akan mengerjakan apa yang menjadi bagian-Nya untuk kehidupan saudara. Tuhan akan mengerjakan mujizat, Tuhan akan mengerjakan hal hal yang ajaib dalam kehidupan saudara.

Saudara yang dikasihi Tuhan, bagaimana keadaan saudara dan apa yang menjadi persoalan hidup saudara, apakah sakit penyakit, apakah masalah dalam kehidupan saudara, kelemahan saudara, ketakutan saudara, mungkin kesedihan saudara, semua pergumulan saudara Tuhan mengetahui, dan Tuhan mau supaya kita bersandar kepada firman-Nya, belajarlah berpegang pada firman-Nya, percaya pada perkataan-Nya dan mulailah bertindak melakukan firman Tuhan. Tindakkan saudara akan mengundang kuasa Tuhan. Berdoalah kepada Tuhan dan minta pengertian tentang apa yang menjadi kehendak Tuhan dan bertindaklah.

Mari kita perhatikan, kalau firman Tuhan mengehendaki kita bertindak janganlah kita diam, kita harus mengikuti apa yang diperintahkan Tuhan, kita harus peka terhadap suara Tuhan melalui Roh Kudus-Nya. Ketaatan saudara akan membawa berkat, tindakan saudara akan membawa mujizat.

4. Selalu hidup dalam pertobatan.

Ayat 8-9, Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa. Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap;    ketika mujizat terjadi, Petrus dan kawan kawanya kagum pada mujizat itu. Tetapi mengapa Petrus tidak berterima kasih? Malah ia berkata, Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.  Bukankah ini bertentangan dengan kebanyakan orang Kristen? Sakit disembuhkan pasti bersyukur, berterimakasih, pergumulanya dijawab, doa doanya dijawab, pasti berterima kasih. Petrus berbeda, walaupun ia melihat dan mengalami mujizat, ia mengambil bagian yang paling penting yaitu pertobatan. Apa artinya selalu berterimakasih tetapi hidupnya tidak pernah bertobat.

Seorang bapak bersyukur istrinya yang selingkuh sekarang sudah kembali bersatu lagi. Tetapi dua bulan kemudian, sang istri kabur lagi. Semua orang terkejut dan marah sama istrinya, tapi ternyata kebiasaan suaminya yang tidak berubah, main pukul, kata kata kasar, masih berjalan. Apa artinya ucapan syukur?

Ada lagi seorang pengusaha yang punya hutang milyaran rupiah, tiba tiba mengadakan ucapan syukur dan bersaksi bahwa Tuhan itu baik karena hutangnya tiba tiba dilunasi oleh saudaranya dan ia bebas hutang. 3 bulan kemudian, ia ditangkap polisi karena  menipu rekan bisnisnya.

Petrus menjadi contoh kita, pertobatan lebih utama sebelum ucapan terimakasih kita, pertobatan menjadi sikap seorang pemenang.  Pertobatan adalah perubahan cara berpikir dan gaya hidup oleh kesadaran terhadap kebenaran Kristus. Pertobatan yang sejati akan mengubah bukan saja perilaku seseorang, tetapi juga seluruh filosofi hidupnya.  Proses pertobatan yang terus-menerus inilah yang dapat memerdekakan seseorang dari dosa, sebab dengan pembaharuan pikiran seseorang mengenal kebenaran dan dengan mengenal kebenaran itu, maka seseorang dibebaskan dari perhambaan dosa (Yoh. 8:31-32).

— 10 MAY 2020

bottom of page