Setelah bangsa Israel menyeberang sungai Yordan, tantangan bangsa Israel yang pertama adalah mereka dihadapkan pada kota Yeriko yang bertembok raksasa. Dari catatan sejarahwan, Kota kuno Yerikho adalah kota yang dibangun dengan sangat baik dan bertembok kuat. Sejarah memberi tahu kita bahwa kota Yeriko dikelilingi oleh 2 dinding batu besar. Tembok luarnya memiliki tebal 6 kaki dan tinggi 20 kaki. Dinding bagian dalam tebalnya 12 kaki dan tinggi 30 kaki. Ada jalan setapak yang dijaga setinggi 15 kaki di antara kedua dinding ini. Dari sudut pandang militer, itu praktis tidak bisa ditembus.
Kota Yeriko adalah kota pertama yang harus dikalahkan Israel. Ini menjadi kunci kemenangan selanjutnya. Saya percaya bangsa Israel terkejut, ketika melihat tempat yang tidak mudah dikalahkan itu. Ini tentu menjadi penghalang fisik dan psikologis. Demikian juga hidup kita, sering kita dikejutkan oleh persoalan persoalan diluar dari prediksi kita. Kita berharap memasuki tahun yang baru dengan harapan dan kemenangan yang baru, namun banyak tembok tembok yang menjadi penghalang, mungkin kesulitan, kekuatiran, ketakutan, atau tekanan tekanan hidup. mungkin kita bertanya bagaimana mungkin kita bisa menjalani tahun ini, sedangkan kita tidak punya kekuatan?
Bayangkan bangsa Israel! Pada waktu itu bangsa Kanaan sudah mempunyai peradaban yang maju. Mereka pasti mempunyai pasukan militer yang lebih hebat, mereka punya perlindungan di kota kota yang kuat, sedangkan Israel baru bebas dari perbudakan Mesir selama 400 tahun lebih. Pasti Israel tidak punya kekuatan militer serta strategi yang hebat. Dan pada waktu itu mereka menghadapi tembok Yeriko yang kokoh sekali. Namun, mereka mempunyai senjata pamungkas yang lebih canggih yaitu janji Tuhan. Saudara, kekuatan kita adalah janji Tuhan. Tembok raksasa itu mudah dihancurkan sekalipun oleh orang orang yang lemah, karena Janji Tuhan. Di dalam janji Tuhan inilah ada hal penting yang harus kita lakukan yaitu ketaatan akan perintah Allah. Ini adalah rahasia kemenangan itu, Israel menang dan terus maju meraih kemenangan. Di dalam ketaatan ada rahasia yang tersembunyi, yaitu prinsip Allah dinyatakan bagi kita. Tanpa ketaatan mustahil kita meraih kemenangan.
Apa perintah Allah untuk merobohkan tembok Yeriko? Memang kelihatanya aneh, hanya berjalan mengelilingi tembok kota itu saja, sehari sekali selama enam hari dan pada hari ketujuh, tujuh kali. Selain itu Tuhan memerintahkan jangan bersungut sungut. Mungkin waktu itu misi ini adalah misi yang sangat sederhana, misi yang bodoh dan tidak masuk akal. Coba bayangkan kalau saat ini kita menerima perintah seperti itu, apakah kita mau melakukanya?
Seandainya kita sakit kanker dan menghadapi kematian, kemudian dokter menyuruh minum air putih saja setiap hari, pastilah kita akan marah. Perintah Allah sering tidak bisa masuk di nalar kita, itu sesuatu yang bodoh bagi kita. Tetapi heranya, bangsa Israel taat melakukan perintah Tuhan, Tetapi pada hari yang ketujuh mereka bangun pagi-pagi, ketika fajar menyingsing, dan mengelilingi kota tujuh kali dengan cara yang sama; hanya pada hari itu mereka mengelilingi kota itu tujuh kali. Kata yang penting di ayat ini adalah, dengan cara yang sama. Mereka melakukan dengan cara yang sama yang tidak masuk akal. Kelihatanya mudah, hanya berkeliling, namun sebenarnya tidak mudah.
Coba bayangkan ketika saudara sedang berada di dalam cerita Alkitab ini, ketika saudara mengelilingi tembok Yeriko pada hari pertama, kedua, ketika, dan keempat, dan tidak terjadi apa apa. Mungkin kita akan mempunyai perasaan yang lain, mungkin akan bersungut sungut walaupun di dalam hati. Apakah saudara akan tetap melakunya? Atau berhenti? Apa lagi ada teman atau orang lain yang mengejek, dan mengomentari tindakan kita. “Itu tindakakan bodoh, sudah berhenti saja!”
Perhatikan bangsa Israel, apa yang terjadi? Mereka taat sampai akhir. Mereka tetap mengelilingi tembok Yeriko dengan cara yang sama tanpa keluh kesah. Ini luarbiasa! Israel dikenal sebagai bangsa yang suka bersungut sungut, bangsa yang bebal dan melawan Allah. Tetapi pada saat itu bangsa ini menjadi bangsa yang benar benar taat kepada perintah Allah. Alkitab mencatat Israel melakukanya dengan cara yang sama. Sehingga tembok Yeriko yang mustahil di robohkan dapat dengan mudah dihancurkan tanpa menyentuhnya. Semua terjadi karena ketaatan.
Saudara, ketaatan bukan tindakan sekali saja. Kita harus taat dengan cara yang sama seperti kemarin dan hari ini, walaupun ada tantangan yang berat. Israel harus mengelilingi kota Yeriko tujuh kali pada hari ketujuh. Angka tujuh adalah angka sempurna, artinya ketaatan yang Tuhan mau adalah ketaatan yang sempurna. Itu perlu latihan, karena Ego kita yang menjadi penghalang ketaatan. Ego kita selalu mengendalikan keputusan dan tindakkan kita atas segala hal.
Kita cenderung untuk tidak mau taat kalau perintah Tuhan tidak masuk akal dan tidak bisa dimengerti. Biasanya dalam hal inilah timbul konflik. Kita juga sulit untuk taat kalau perintah itu bertentangan dengan kebiasaan hidup sehari hari kita. Namun ketika kita mau belajar taat dan mengalami hasil dari ketaatan itu, maka kita akan mudah untuk terus taat. Ketaatan adalah jalan pintas, mendapatkan jawaban Tuhan, ketaatan menjadikan Tuhan bekerja, perkara perkara besar akan terjadi ketika kita taat akan perintah Tuhan.
Pelatihan iman tidak bisa dilepaskan dari pelatihan ketaatan. Iman tidak perlu menggunakan logika atau pemikiran. Tuhan tidak menyuruh bangsa Israel untuk menggunakan pemikiran waktu mengelilingi tembok Yeriko. Tuhan tidak menyuruh mereka mengadakan pelatihan, tetapi hanya satu yang Tuhan perintahkan yaitu taat.
Orang yang belajar kungfu di kuil saolin harus mengikuti tahap ketaatan. Guru masternya tidak langsung mengajarkan kungfu kepada murid muridnya, tetapi meminta mereka mencuci piring, menyapu lantai, mengambil air, selama satu atau dua tahun pertama. Ini yang menyebbkan banyak murid yang mengundurkan diri. Ketika hanya satu atau dua murid yang tersisa, barulah sang guru mengajarkan ilmu kungfu. Jadi yang diperlukan adalah belajar bersikap taat sebelum menerima pelajaran yang sesungguhnya.
Dasar iman adalah ketaatan. Iman yang kurang diikuti oleh ketaatan adalah iman yang sulit untuk maju walaupun hanya selangkah. Semakin kita taat, semakin iman kita kuat. Iman dan ketaatan bagaikan dua sisi mata uang logam tidak bisa dipisahkan. Kalau kita mengaku sebagai orang yang beriman, berarti kita harus taat kepada Tuhan.
Kita bisa belajar dari kehidupan Abraham yang sedang mengikuti latihan ketaatan dalam kejadian 12-22, Abraham adalah bapa orang beriman. Bagaimanakah kita tahu ia orang beriman? Tindakkan ketaatanyalah yang menjadikan ia orang beriman. Dasar iman adalah ketaatan.
Tuhan meminta kita untuk taat, kita hanya perlu taat saja, selanjutnya Tuhan yang akan bertindak menyelesaikan sisanya. Kamu hanya mengelilingi saja, Aku yang akan mengurus temboknya. Perintah ini sama untuk kehidupan kita. Ada bagian Tuhan ada bagian kita. Jangan kita mengandalkan kemampuan kita yang terbatas untuk mengambil bagian Tuhan. Tetapi andalkanlah Tuhan dengan ketaatan.
Dalam 2 Raja raja 5, ada cerita tentang Naaman, seorang panglima raja Aram, tetapi dia sakit kusta. Seorang anak peremuan Israel, sebagai pelayanan istri Naaman memberitahukan bahwa di Israel ada seorang nabi yang sanggup menyembuhkan segala penyakit, yaitu nabi Elisa. Maka Naaman datang ke Israel dengan membawa banyak bingkisan dengan harapan ia disambut dengan baik. Ternyata Elisa melalui pembantunya menyuruh Naaman untuk mandi di sungai Yordan selama tujuh kali. Ini suatu penghinaan bagi Naaman, ia marah, bingung dan kecewa. Ia memutuskan untuk kembali ke Aram, tetapi pegawai pegawainya meminta supaya Naaman taat melakukan apa yang diperintahkan nabi Elisa. Ada kesamaan dengan cerita tembok Yeriko, yaitu tujuh kali. Angka 7 adalah angka sempurna, tidak boleh hanya enam kali, atau enam setengah kali. Harus 7 kali seperti mengelilingi tembok Yeriko. Artinya apapun pun perintah Tuhan harus dilakukan dengan ketaatan yang sempurna. Tidak boleh dengan setengah ketaatan.
Raja Saul, ia melakukan ketaatan setengah. Ia tidak membinasakan suku amalek dengan sempurna sesuai perintah Tuhan. Artinya Saul hanya taat sebagian saja. 1 Samuel 15:13-15, Ketika Samuel sampai kepada Saul, berkatalah Saul kepadanya: "Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN; aku telah melaksanakan firman TUHAN." Tetapi kata Samuel: "Kalau begitu apakah bunyi kambing domba, yang sampai ke telingaku, dan bunyi lembu-lembu yang kudengar itu?" Jawab Saul: "Semuanya itu dibawa dari pada orang Amalek, sebab rakyat menyelamatkan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dengan maksud untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu; tetapi selebihnya telah kami tumpas." Ketika kita mau taat, kita harus menyerahkan semuanya kepada Tuhan, pikiran kita, pendapat kita, kamauan kita, dan apa yang baik menurut kita. Karena Tuhan mau kita taat sempurna.
Israel melakukan ketaatan yang sempurna, mereka mematikan pikiran negatif mereka, mematikan teori mereka, mematikan cara cara yang terbaik mereka. Karena itu yang menjadi hambatan ketaatan. Bagaimana dengan diri kita? Hambatan apa yang paling berat untuk menjalankan ketaatan? Saya rasa hambatan bukan datang dari luar, tetapi dari dalam diri kita sendiri, yaitu ego kita. Ego itulah yang menjadi penyebab utama kita sulit untuk hidup taat. Kita perlu kehidupan kita ini ditempa oleh salib setiap hari, supaya roh ketaatan itu mengalir memenuhi hidup kita.
Saat kita menyerah pada rencana-Nya, dan taat kepada-Nya, kita akan menikmati kemenangan bersama-Nya, Gal. 2:20. Dia sudah memenangkan kemenangan. Kami menang dengan tidak melakukan apa-apa! Yesus sudah menyelesaikan-Nya. Hanya berada di dalam Dia dan memiliki keyakinan mutlak dalam rencana-Nya, kita menikmati kemenangan Tuhan.
Peristiwa tembok Yeriko adalah sarana pelatihan Allah secara khusus untuk umat-Nya. Dalam rangka menanamkan ketaatan yang yang sempurna kepada umat-Nya. Oleh karena itu yang terpenting disini bukan strategi perangnyanya untuk menghancurkan tembok Yeriko, tetapi aturan pelatihan untuk menjadikan kaum Israel sebagai bangsa yang benar di hadapan-Nya. Allah punya maksud yang lebih penting daripada menghancurkan tembok Yeriko. Allah sudah memikirkan jauh ke depan yaitu ketaatan yang mutlak setelah mereka tinggal di Yeriko. Karena iman mereka dapat menjadi kendor ketika mereka melihat peradaban kota Yeriko yang mewah dan maju namun penuh dengan penyembahan berhala.
Allah tahu, bahwa bangsa Israel akan berbalik kepada berhala dan jatuh pada moral yang tidak benar, serta akan kehilangan identitas sebagai umat Allah. Dan pada akhirnya mereka tidak taat pada firman Tuhan. Bagi Allah melatih ketaatan adalah hal yang serius, kalau mereka tidak taat secara mutlak, mereka akan jatuh dalam budaya bangsa kanaan.
Hal yang lebih penting bukan saat mereka sudah berhasil masuk ke tanah kanaan, saat mereka berhsil mempertahankan berkat Tuhan setelah menetap di Kanaan. Hal ini pun berlaku sama untuk kita. Hati Allah itu tidak pernah berubah, Ia selalu ingin memberkati kita, tetapi masalahnya adalah perubahan hati kita. Perhatian yang harus kita miliki adalah bukan untuk diberkati, tetapi iman untuk mempertahankan berkat itu.
Kalau kita mau jujur, sebenarnya penyebab dan kemalangan dalam hidup kita itu disebabkan oleh ketidaktaatan. Dimulai dari taman Eden, ketika Adam tidak taat, maka ada potensi ketidak taatan yang melekat dalam batin kita, karena kita keturunan Adam. Oleh karena itu kita harus berjuang melawan roh ketidaktaatan setiap hari bersama dengan Tuhan.
Dunia iman itu tidak mengutamakan talenta, karunia, kepandaian, pengalaman, tetapi ketaatan. Tuhan Yesus ketika mengakhiri kotbah di bukit, Ia berkata, "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.” Inilah kesimpulan kotbah Yesus. Yang membuat kehidupan berbeda adalah melakukan bukan mendengarkan. Setiap orang yang bijaksana adalah orang yang melakukan atau orang yang taat, yang membangun rumah di atas batu. Sedangkan orang yang bodoh atau tidak taat sama dengan orang yang membangun rumahnya di atas pasir. Ia membangun rumah berkali kali karena rumahnya terus roboh. Maksudnya dia selalu gagal dalam segala hal dalam kehidupanya.
Jadi ketaatan adalah kunci dari sebuah kemenangan, ketaatan adalah dasar dari iman. Ketaatan tidak dapat dilepaskan dari iman. Ketaatan adalah bagian atau bukti dari iman. Kalau kita mengaku sebagai orang beriman hendaklah kita hidup di dalam ketatan.
Comments